Tuesday, April 7, 2009

Seni Mendengarkan

Ketika anda mendengarkan seseorang berbicara, sering tangan kita tidak bisa diam, memainkan bolpoin, melihat barang dimeja, ataupun melihat kiri kanan dan berpikir hal-hal yang lain juga.

Ini sebenarnya disebabkan karena kecepatan seseorang berbicara sekitar 100 kata/menit. Padahal otak kita punya kemampuan mencerna sekitar 250-500 kata/menit. Jadi otak kita lebih cepat 'berbicara' daripada kecepatan mulut berbicara.

Sehingga sering kita alami, bahwa ketika orang sedang berbicara kepada kita, kita sudah tahu maksudnya. Bahkan kita sudah tahu jawabannya. Akibatnya sering kita seperti tidak memperhatikan lagi. Dampaknya adalah yang berbicara merasa tidak kita hargai.

Nah, karena itu perlulah kita mempelajari bagaimana seni mendengarkan orang lain berbicara. Ada 10 hal yang harus diperhatikan dalam hal ini.

Pertama
, ketika anda mendengarkan, berhentilah berbicara termasuk berbisik sekalipun kepada teman di samping anda.

Kedua, bertanyalah sesuatu untuk memperdalam apa yang di katakannya. Sehingga dia merasakan anda sangat memperhatikan dan turut mengikuti apa yang dia katakan.

Ketiga
, jangan menyela. Janganlah kita menyela ditengah tengah, ketika dia sedang berbicara. Menimpali dengan perkataan lain, akan membuyarkan konsentrasinya, juga membingungkan pendengar lain.

Keempat, berkonsentrasilah untuk mendengarkan apa yang dia katakan.

Kelima, lihatlah mata atau wajah pembicara. Dengan tidak melihatnya, meski anda mendengarkan, dia merasa anda abaikan. Dengan melihatnya dia merasa dihargai dan menjadi semakin bersemangat.

keenam
, kadang-kadang apa yang tersirat, yang tidak diucapkan secara spesifik oleh pembicara, kita dapat memahaminya. Anda harus memahami tidak hanya yang tersurat saja.

Ketujuh, tunjukkan emosi positif anda. Beri rasa empati, rasa turut merasakan apa yang dia rasakan. Namun jangan sampai kita turut marah, benci, membentak atau hal-hal yang negatif lainnya yang dia utarakan.

Kedelapan, jangan mendebat. Anda menyatakan sesuatu yang berlawanan dengan dia, bisa saja dia tidak menyukai hal itu. Karena itu cari saat yang tepat, kalau memang anda tidak setuju dengan pendapatnya, untuk mengutarakan keberatan anda.

Yang kesembilan, jangan memotong dan menyimpulkan menurut anda sendiri. "Oh, maksudnya kamu begini kan ?" begitu yang sering kita katakan. Padahal belum tentu benar.

Yang terakhir
, berbicara dan mendengarkanlah dengan perasaan tulus, betul-betul berniat mendengarkannya.

No comments: